Hari itu hari ketiga aku berada di kota
hijau ini. Dari jauh aku bawa badan ini dan di sini kenangan demi kenangan aku
kumpulkan bersamamu. Kau memberikan kenangan yang tidak mungkin aku lupakan,
tentang tempat-tempat yang kita kunjungi, tentang kuliner yang kita nikmati,
tentang betapa bodohnya ketika aku berada di mall Moro. Nyatanya aku
merindukanmu, aku tidak bisa melupakanmu, tetap saja kenangan itu kembali hadir
menyapaku dan mengatakan “Hai sedang apa sekarang? Adakah masih terus
mengingatku seperti kenangan yang tidak pernah tua.”
Cinta memang selalu awet muda, sebab
kenangan selalu membuat cinta tetap baru, bahkan semakin ingin dilupakan,
semakin dia jelas dalam ingatan. Aku memang sudah berada di tempat yang jauh,
di tempat yang mungkin tidak bisa engkau jangkau lagi sebab lain waktu dan lain
situasi. Tetapi kenangan masih seperti kemarin-kemarin juga, menemuiku saat aku
membutuhkanmu. Dia mengatakan kepadaku, “bagaimana kabarmu? Adakah kamu
sehat-sehat saja? Sudah makan Mas?”
Sepi-sepi begini. Sunyi-sunyi seperti
malam ini. Aku harus mengakuinya kepadamu, bahwa pernah suatu masa seperti
terjadi satu hari yang lalu. Hari itu hari bersama kamu.
Hari itu hari ketiga aku bersamamu.
Hari ketiga kita menikmati kota sepanjang hari, sepanjang malam. Tidak ada hari
yang tidak kita lewatkan bersama. Bahkan saat jam kuliah pun kita bersama, aku
masuk ke lokalmu sebagai mahasiswa yang tidak diundang. Dosenmu bertanya
tentang siapa aku. Dan kau menjawab seseorang dari jauh. Aku kagum dengan
keramahan dosenmu .Dan aku terlebih kagum dengan keberanianmu untuk
mengundangku masuk dalam lokal. Tidak apa-apa katamu. Empat kali pertemuan aku
mengikuti perkuliahanmu.
Kemudian kita bergegas menelusuri kota
setelah jam kuliah usai. Kita menelusuri jalan-jalan yang kemarin kita lalui.
Kita berkunjung ke kampus Soedirman. Salah satu kampu terkenal di sana. Cukup
luas dan cukup asri. Berlama-lama duduk di tamanUnsoed (Universias Soedirman).
Kita menghabiskan waktu berjam-jam di sana, sampai menyelesaikan waktu zuhur,
baru kemudian kita berlalu. Menikmati kota sama halnya menjadikan setiap momen
bersamamu sebagai kenangan spesial.
Cerita-cerita tentang kampus berlalu
seiring waktu dan kenangan bersamamu selalu tumbuh seiring waktu pula. Sedang
apa kau sekarang? Apakah kau sedang mengingat kenangan seperti aku
mengingatnya. Kalau memang kau mengingat kenangan yang sama, jangan pernah kau
ceritakan kepadamu suamimu. Itu permintaan dariku.
ALIZAR TANJUNG I 19/05/15
