Tiba-tiba saja langit di sekelilingku menjadi
gelap, bulan menjadi lindap, bintang-bintang kehilangan gairah. Aku menjadi
mengerti mengapa diciptakan begitu banyak bunga yang jadi pilihan. Dan di malam
hari ini bunga tak lagi jadi pilihan. Cahanya pudar dari kelopak mataku. Semoga
kau mengerti. Ini tentang cintaku padamu. Hari-hari kulalui langit in, suram-suram
yang semakin dalam dan tak menentu. Mungkin aku terlalu lama mencintaimu dengan
segenap hatiku. Dan kini harus dimengerti tentang betapa gelapnya malam dan
betapa terasingnya jalan di sepi hidup ini tanpamu. Mungkin ini memang harus kujalani
dan kuseberangi tanpa ada kamu di sisiku.
Ada orang lain di hatimu yang kau sembunyikan
dalam perjalanan cinta kita. Sudahlah,
kau tinggalkan aku. Jangan kau lihat lagi sorot mataku. Jangan kau pandang bagaima
alis mataku bertaut ketika bicara padamu. Dan kau pernah katakan itu alis mata
yang indah. Dan itu menjadi kenangan yang menyiksaku. Jangan pernah engkau
lihat lingkaran di alis mataku, karena dulu kau teramat sering menasihatiku.
Sampai-sampai aku benar-benar yakin kau benar-benar mencintaiku. Dari dahulu
kau sudah tahu aku benar-benar ada di hatimu, singgah untuk waktu yang lama,
berdiam untuk bercerita, duduk bersila sambil ngoceh betapa kita bahagia
Tapi kini, ah, ingin kulupakaan dan kuhapus saja
tentang kamu. Sekarang kau jawablah pertanyaan hatiku yang tertunda dalam detik-detik
perpisahan kita. Apa yang kau tak kau utarakan kepadaku, biar aku mengerti
segala sesuatu yang kau benci biar kuikut membencinya. Apa ada yang salah denganku.
Atau aku sudah terlalu membosankanmu. Atau yang kau sesali dariku . Lebih baik
begitu, karena aku lelaki yang tak menerima jika kau bersama orang lain
sementara kita masih menjalin tali kasih. Lebih baik kita akhiri, karena aku
tak ingin begini.
Aku mungkin memang bukan yang nomor satu di
hatimu. Dari dulu sudah kusampaikan kepadamu, jika kau suka seseorang diluar
diriku, hendak kau utarakan. Karena lebih baik kejujuran dari pada rasa sakit
yang kau timbulkan diam-diam. Aku belajar untuk mengerti segala sesuatu tentang
kamu, karena dirimu memang diciptakan untuk dimengerti, tetapi tidak dengan
memunculkan lubang di hatiku. Aku siap
untuk meninggalkan jika memang ada seseorang yang lain di hatimu, tetapi tidak
dengan menyembunyikan dariku sementara di depanku kau bermulut manis bermana
ria.
Aku tidak suka manjamu sekarang ini, karena tidak
aku tidak lagi membutuhkan hatimu yang memunculkan luka yang tak mungkin kau
obati lagi. Karena aku sudah melihat sendiri bagaimana kamu bergandeng tangan,
saling cubi-cubitan, sikut-sikutan, tertawa, makan saling bersuapan di pantai
itu. Ada banyak hal yang ingin aku tumpahkan kepadamu biar kau mengerti dan
sadar aku mencintaimu dengan diriku. Biar kau mengerti bahwa aku yang terbaikmu,
biar kau menyesali pernah mengkhianatiku. Dan jangan pernah lagi kau ucapkan
kata kembali. Kututup pintu ini, meski kau harus meratap lagi untuk pulang ke rumah
kita. Karena ini tentang cinta dan kesetiaan.
Semoga kau belajar dari apa yang kau munculkan
hari ini dan mengerti siapa yang benar-benar mencintaimu. Semoga kau belajar
suatu hari nanti, saat orang yang selalu bersamamu sekarang telah pergi tak
kembali.
Bunga di rumah tetangga ada yang selalu
menungguku, disiram setiap pagi, dipupuk dan mekar ketika matahari terbit. Dan
aku meyakinkan seundah bunga di rumah tetangga, tetap kau yang harum di penciuman,
tetap kau yang indah di mataku, tetap kau berdu di telingaku, tetap kau yang lembut
di hatiku. Kini kau runtuhkan pendirianku tentang kamu, kau hapus dalam sekejap
segala cinta yang kupupuk, yang kusiram, yang kurawat sesaban hari dengan
kasihku yang lembut. Sekarang aku harus pergi, meninggalkanmu dengan segala
cintamu yang sesaat dengan kekasih barumu. Silahkan kau jalani hari-hari yang
kau anggap membahagiakan. Silahkan kau pilih jalanmu sendiri, karena aku sudah
peduli.
Musim akan terus berlalu. Bunga kan terus gugur. Tampuk
berlepasan satu-satu. Hujan dan panas kan terus datang silih berganti. Dan
diriku takkan membiarkan hatiku kering selama waktu masih bergerak detik demi
detik. Karena aku percaya meski saat ini aku begitu terluka, kan ada di waktu yang
lain, yang setiap hidup bersamaku. Selamat tinggal kekasih.