Permindo Setelah Malam Datang, Saudara yang Hangat dalam Momen Sesaat

Oleh Alizar Tanjung


"Saudara memandang tidak memandang jabatan, Isa. Sebab saudara pada hakihatnya hubungan yang tulus terbentuk secara alami. Baik karena sering bertemu, maupun karena momen yang sesaat."

Empat orang turis baru beberapa saat lewat, berjalan kaki sepanjang Permindo. Saya menduka dia baru saja melewati Hawai lama, sekarang bernama Tokyo. Tepatnya pertigaan Pasar Raya Kota Padang. Salah satu warga yang beberapa saat lalu membeli odading di Oding Permindo menawarkan dua odading kedua turis. Dua orang turis awalnya menolak, kemudian akhirnya menerimanya juga.

'Lezat. Oke. Silahkan coba.' Pikiran saya membaca isyarat itu terhadap gerakan warga yang menawarkan odading, mengacung jempol. Posisinya sedang duduk santai di depan toko buku legendaris, Sari Anggrek.

"Seperti turis yang menerima ketulusan pemberian dari warga, Tuan?!"

"Ya, Isa. Tidak saling kenal, ketulusan memberi membuat saudara lahir dalam waktu sesaat. Ah, lihatlah senyum di antara mereka itu, Isa. Sama sekali enggak ada beban dan sama sekali enggak ada kepentingan."

Creator foto: Edo. Dari kanan : Mr. Poniman, Mr. Mel (Sekretaris Peradi Kota Padang), Mr, Miko Kamal (Ketua Peradi Kota padang), Mr. Danil (Pengurus Peradi Kota Padang)




"Sekarang turis sudah semakin ramai!" Ujar Mr. Miko Kamal. Saya sedang duduk santai di depan kedai kopi Saria, persis di samping Sari Anggrek.

"'Saya pikir umur mereka masih remaja,' ujar saya menimpali ucapan Mr. Miko Kamal. Ya, Isa. Pandemi sudah berlalu. Gairah Kota Padang sudah mulai kembali menggeliat. Orang-orang tidak lagi seperti berada dalam film horor yang hadir sebagai realitas di dunia nyata. Pintu tidak lagi terkunci. Masker sudah mulai hilang dari ingatan. Berbeda dengan setahun yang lalu, Isa."

Empat orang rekan dari Peradi - Mr. Miko Kamal, Mr. Poniman, Mr. Mel. Mr. Danil - semakin hangat berbincang seputar organisasi, sedikit-sedikit campur sari dengan cerita lepas. Saya hadir sebagai orang kelima dalam lingkaran duduk rekan-rekan Peradi.

"Ya, Isa, apa yang terjadi pada turis barusan, sebenarnya sama, setidaknya hampir sama dengan apa yang sedang terjadi dengan saya yang sedang duduk berlima, Isa."

"Kenapa begitu, Tuan. Oh ya silahkan diminum lemon teh hangatnya Tuan?"

"Minuman ini segar benar, Isa. Ya! Saya juga bertemu baru pertama kali dengan Mr. Mel, Mr. Poniman, Mr. Danil. Kalau dengan Mr. Miko Kamal, tentu sudah sangat lama sekali. Sudah bertahun-tahun tentunya, Isa. Sejalan pagi juga tiga kali seminggu, walau kadang-kadang saya lebih sering munculnya pada edisi sarapan pagi saja. Ha ha ha. Enggak usah terlalu dihiraukan yang barusan, Isa. Ya, yang ingin saya sampaikan percakapan mengalir saja dengan diiringi tawa, senyum, canda, sapa, Isa. Pertemuan pertama kali membentuk hubungan saudara yang cair tanpa sekap."

Tentu saya lebih banyak mendengarkan daripada ngobrol panjang. Sebab tema pembicaraan pada bidang yang memang tidak begitu saya kuasai. Sesekali menimpali. Sesekali bertukar tanya seputar pekerjaan, tempat tinggal, kampung. Sesekali melempar guyonan.

"'Momen ini harus kita abadikan dengan foto kamdig (kamera digital) seolah enggak melihat kamera' ujar Mr. Mel, Sekretaris Peradi Kota Padang."

"'Pura-pura ngobrol saja kita,' ujar saya menimpali."

"'Ha ha ha. Kan kita memang ngobrol,' ujar Mr. Danil, pengurus Peradi Kota Padang."

"Begitu saja cerita mengalir. Ujung-ujungnya saling lempar tawa, saling lempar gagasan, saling lempar ide bagaimana Kota Padang ini tetap riuh dalam damai. Lagi-lagi lempar gagasan seputar bagaimana seharus Walikota dalam setiap kota harus terus membaur di tengah masyarakat dalam cara yang lebih natural. Kalau terlalu diurai terlalu banyak yang hendak mau diceritakan, Isa."

Deretan toko sepanjang Permindo, kiri-kanan sudah mulai tutup. Staf toko Sari Anggrek juga sedang proses menutup toko. Bagian ujung arah ke Rocky Hotel beberapa kedai kelontong masih buka. Biasanya mereka buka sampai tengah malam. Dan pada akhirnya tulisan ini juga harus diakhiri. Lain waktu silahkan jalan-jalan santai di Permindo. Permindo menghadirkan banyak cerita.

"Terimakasih atas hidangan lemon teh hangatnya, Isa. Sejuk benar."

"Tuan pandai betul menyanjung.[]
Lebih baru Lebih lama