RINDU

Rindu. Aku menuliskan rindu kepadamu. Biar tulisan ini yang mengecup keningmu, membelai rambutmu yang tipis, membisikan kata-kata cinta di telingamu yang membuat malu-malu kecil untuk mengakui bahwa kamu mencintai aku seperti aku mencintaimu. Aku menuliskan rindu ini puluhan kali, ratusan kali, ribuan kali, bahkan jutaan kali, hingga rinduku sampai kepadamu. Dan kamu merindukan aku seperti aku merindukan kamu. Setiap inci dari apa yang ada padamu, aku merindukannya, rindu yang membuat aku mabuk akan cinta, mabuk akan kasih sayang, mabuk akan tembang-tembang yang engkau bacakan lewat telpon berjam-jam.

Sedang apa engkau sekarang wahai seseorang yang aku rindu. Berkali-kali aku harus memejamkan mata, berkali-kali wajahmu terbayang, bola matamu membayang, suaramu yang khas mendengung di telingaku. Rayuanmu yang mengatakan bahwa kamu sangat suka mendengar suaraku, terus berkelebat. Yang ada di sekelilingku hanya tentang kamu. Mungkin kamu akan mengatakan ini sangat lebay. Barangkali kamu akan mengatakan pula “Mas mengada-ada”. Tetapi semuanya memang ada, semuanya tentang kamu.

Pertemuan tetap saja menjadi impian, meski berjam-jam kita telponan tentang pembicaraan yang tidak penting dan terkadang kita ada-adakan biar selalu ada yang mendengar dan memulai topik baru. Dan tiba-tiba kamu mengatakan, “aku rindu Mas. Kapan kita akan bertemu. Tidak mungkin kita bertemu. Terlalu jauh.” Dan dirimu menangis tersedu-sedu. Sedangkan hatiku perih, mendengar isakanmu. Melihat dirimu bersedih, serasa seluruh tubuhku yang bersedih.

Rindu, bersabarlah sampai pertemuan itu tiba. Bukankah kita berkali-kali mengatakan kepada diri kita masing-masing, bahwa suatu saat ada kisah happy ending bakalan kita temui. Bersabarlah waktu suatua saat akan tiba? Aku menasihatkan itu kepadamu, meski nasihat itu sendiri sebenarnya tidak mempan untuk diriku. Diriku dipenuhi rindu maha rindu, rindu maha cinta. Ada-ada saja yang membuat aku merindukanmu, membuka hp, melihat namamu tertoreh di sana, rindu menghidupkanku. Membaca smsmu membuat air mataku berliang karena pertemuan itu serasa tidak mungkin. Membuka fb, melihat ada inbokmu, aku menjadi seperti terbangun di tengah gelapnya malam, meraba-raba keberadaanmu.

Apa yang paling membahagiakan daripada rindu yang bertemu dengan simpangnya. Sebentar lagi kita akan sampai di simpangnya. Bersabarlah sayang. Sebentar lagi aku sampai di kotamu. Kota yang kamu gambarkan dengan taman-taman hijau, udara dingin siang hari, dan janjimu untuk mengajakku berkeliling kotamu selama seminggu keberadaanku di sana.

ALIZAR TANJUNG I 18/05/15
Lebih baru Lebih lama