Semua tentang kamu. Ya, tulisan ini
memang untuk kamu: untuk kebersamaan yang pernah engkau berikan kepadaku; untuk
senyummu yang kau berikan kepadaku ketika kita berjalan di tengah-tengah alun
kota; untuk sentuhan tanganmu yang lembut ketika menyambut kedatanganku; untuk
tawamu yang renyah ketika kita bertemu untuk pertama kali setelah menjalin
cinta LDR; untuk pesan-pesan cinta yang sama-sama kita kirimkan saat jarak
memisahkan kita ribuan kilometer; untuk foto kirimanmu yang aku pajang di
laptopku; untuk makan malam ayam kecap yang saling kita suapkan di
tengah-tengah warung Padang yang berdiri di Purwokerto.
Ya, semuanya untuk kamu, untuk masa
lalu yang tidak padam. Semakin ingin dilupakan, secepat pula masa lalu itu
tumbuh. Masa lalu memang tidak bisa pernah dilupakan, begitu katamu tempo hari.
Kini masa lalu pula yang mengingatkan aku setiap saat, hingga aku tuliskan
catatan pendek ini untukmu.
Kamu pernah bilang ingin hidup
bersamaku, membesarkan anak-anak kita, mengajarkan mereka menghafal al Qur’an,
serta mengenalkan betapa cinta begitu suci untuk dikhianati. Di stasiun
Purwokerto kita saling tatap muka, saling menyimpan rahasia masing-masing,
kemudian air mata sama-sama tertahan. Aku ingin memberikan pelukan hangat
dengan sebuah kecupan yang manja di keningmu, seperti cintaku yang mengalir
dengan tenang.
Kalau engkau di sini sekarang, tentu
semua itu ingin aku lakukan. Sembari tersenyum memberikan kecupan di pipimu,
menyentuh hidungmu, menyentuh bibirmu yang lembut. Dan membisikkan kata-kata
cinta di telingamu, ‘bukankah cinta itu begitu baik untuk kita berdua.”
Aku mengingat masa-masa bersama denganmu,
saat hujan-hujan engkau menjemputku di stasiun. Mengenal kota yang baru pertama
kali aku kunjungi. Hujan itu semakin membuat cinta kita begitu merasa dihargai
oleh Tuhan. Engkau tersenyum di tengah hujan kepadaku, sembari menanyakan kapan
sampai. Tentu saja engkau mengetahui bahwa aku barusan sampai lima menit yang
lewat, sebab kita terus sms-san sepanjang perjalananku dari Terminal Kalideres
menuju Purwokerto.
Semua tentang cinta, tentang kesetiaan,
tentang rasa memiliki. Rasa takutku sirna hanya karena ingin bertemu dengan
dirimu. Aku membuang segala rasa takut, keluar dari kotamu dengan modal nekat.
Bahwa kalau memang cinta jarak jauh itu menjadi amat dekat. Sebab cinta itu
tidak mengenal waktu dan jarak. Cinta hanya mengenal kebersamaan dengan
kesetiaan. Begitulah, semua tentang kamu.
ALIZAR TANJUNG I 06/05/15