Langit masih tetap saja cerah. Birunya
masih saja seperti itu. Dan embun di daun masih tetap saja gugur ke tanah satu
persatu dan akan selalu begitu, sebab cinta memang selalu mengalir ke muara. Kerikil
akan tetap saja, sebab rindu menghendakinya demikian. Dan kau akan tetap saja
menawan, meski banyak perempuan lain yang lebih cantik dari dirimu, tetapi
cinta bukan hanya sekedar cantik, bukan hanya sekedar berlesung pipi, berdagu
runcing, berhidung mancung, berhalis tebal dan rapi, bermata hitam,
bertahilalat kecil di sudut lesung pipinya. Sungguh cinta lebih dari gambaran
yang dibayangkan, sebab itu aku mencintaimu, meski lebih banyak yang menarik
dari dirimu.
Percayalah kau tetap saja seseorang
yang spesial di hatiku, meski kau mengatakan berulangkali lebih banyak yang
lebih cantik dari dirimu. Kau tetap saja yang spesial bagiku, meski berulang
kau mengatakan bahwa kau merasa tidak pantas untukku. Kau berulang kali
mengatakan cari saja yang lain yang lebih menawan dari pada kamu. Aku masih
saja memilihmu, karena cinta menginginkan seberapa sabar kau menerima dan
meyakinkan dirimu bahwa seseorang itu adalah yang spesial untukmu. Aku percaya
bahwa kau adalah seseorang yang spesial untukku, sebab itu sekuat kau berusaha
meyakinkan bahwa dirimu bukan yang spesial, sekuat itu pula aku meyakinkan
diriku sendiri bahwa dirimu yang spesial.
Aku memang seperti yang kamu katakan,
bisa saja mencari seseorang yang lain selain kamu. Tetapi untuk apa semua itu
aku lakukan kalau dirimu adalah seseorang yang dengan tulus mencintaiku. Ya,
ini tentang cinta, sesuatu yang memang terkadang sulit untuk dibahasakan.
Mencintai bukan berarti memiliki orang yang menawan di matamu, mencintai dia
berarti bagaimana meyakinkan diriku sendiri bahwa dirimu adalah yang terbaik.
Karena yang aku ingin bukan seberapa cantik orang yang bersamaku. Cinta yang
aku inginkan adalah karena aku ingin memberikan yang terbaik untuk dia.
Embun di halaman masih tetap saja akan
kering seiring matahari mulai semakin tinggi, besoknya dia akan kembali muncul
di daun yang sama, sebab dia mencintai daun. Begitu juga aku, karena besoknya
saat aku bangun pagi, tetap saja dirimu yang ada di hatiku. Yakinlah aku selalu
mencintaimu, meski beratus kali pun kau mengatakan bahwa dirimu yang terbaik.
Tidak masalah dirimu bukan yang terbaik, sebab manusia memang bukan sempurna,
termasuk dirimu. Sebab itu aku meyakinkan diriku menerima yang tidak sempurna
itu, dengan demikian cintaku menjadi lebih lengkap. Meski kita harus saling
tidak percaya diri satu sama lain. Karena cinta memang tidak menghendaki
kesempurnaan. Cinta menghendaki kesabaran.
Pagi itu pagi kesekian pembicaraan kita
tentang dirimu yang terus mengalah. Kau selalu mengatakan bukan yang terbaik.
Dan karena itu pula aku semakin hari semakin yakin bahwa kau adalah yang
terbaik itu. Percayalah. Kau tetap saja di hatiku.
ALIZAR TANJUNG I 03/06/15
