KAU BUNGA YANG TUMBUH

Dari mana harus aku mulai tentang kisah cinta ini, cinta yang memabukkanku dalam kerinduan yang tak pernah selesai meski perjalanan cinta ini pada suatu titik diusaikan. Aku masih aku yang dulu. Percalah aku masih orang yang sama yang suka termangu dan kehabisan kata-kata setiap berada di dekatmu. Apakah cinta memang selalu begitu, membuat segala sesuatu berada di luar kelaziman.

Pagi masih pagi yang dulu. Semuanya masih sama dalam ingatanku. Kau hadir begitu cantik dan menawan di hadapanku. “Titipan adikku,” ujarmu memberikan buku pinjaman. Mataku tak berhenti menatap wajahmu sampai lupa mengucapkan terimakasih. Apakah memang selalu begitu, cinta membutakan? Sampai sekarang aku masih tidak percaya dengan yang demikian. Meski sekarang itu adalah masa lalu, tetapi masa lalu memang selalu baru. Mungkin dari sini aku harus menceritakan kepadamu.

Malam ini hujan sudah lama berhenti setelah puas mengguyur Padang. Di luar café Uje BP ini kendaraan masih bersileweran. Dan aku masih duduk seorang diri memikirkanmu. Kau seorang gadis jelita, berparas pipi lonjong, kurus, mata sedikit sipit, hidung kecil, bibir tipis, dagu runcing. Segala hal tentangmu begitu menawan di mataku.  Mungkin karena cinta turun dari mata ke hati. Dan kamu sudah turun dari mataku ke hatiku.

Aku menjadi tidak pandai mengucapkan panjang lebar tentang kamu. Kau begitu unik. Dan sebab unik itu aku menjadi kebingungan harus menceritakan tentang kamu. Oh Tuhan bantu untuk menggambarkan seperti apa dia. Dia yang sudah berkali-kali menyakiti hatiku, tetap saja dia membayang dalam ingatanku.

ALIZAR TANJUNG I 02/06/15
Lebih baru Lebih lama