Adakah malam begitu dingin di kamarmu?
Adakah sunyi begitu sepi di dekat jendela? Adakah rindu begitu menyempitkan
rongga dada? Aku merindukanmu seperti sepi sunyi yang begitu sepi, seperti
malam yang begitu dingin. Di sini malam begitu dingin, sebab hujan baru saja
berlalu. Sekarang hanya tinggal rintiknya satu-satu yang semakin memperkuat
bayanganmu. Sulit bagiku untuk memejamkan mata, setiap aku berusaha tertidur,
senyumku semakin lebar, sampai sakit pipiku menahan senyum yang menggambarkan
kebahagiaan begitu tidak terbendung. Semakin aku mengingkari hatiku, semakin
kuat bayangan wajahmu.
Malam yang dingin akhirnya kuputuskan
duduk di luar rumah, memandang bintang di langit yang sudah mulai keluar
satu-satu, bulan setengah baru keluar dari balik awan. Dan bayangan tentang
kamu begitu dekat, begitu amat kuat. Suaramu begitu lembuh, halus, dan membuat
hatiku bergeta. Tuhan, dosakah, jika hatiku bergetar melihat kencantikan
makhluk ciptaanmu.
Pagi yang sepi kita bertemu. Kau
memperkenalkan diri, menjabat tanganku. Tanganmu begitu dingin, begitu lembut,
begitu halus. Jelas sekali tangan itu terawat dengan sangat baik, sangat rapi,
kemudian tersenyum kepadaku dengan tahilalat kecil di pipi kananmu. Aku
perkenalkan diriku, pura-pura tak menatap wajahmu, pura-pura menjaga wibawa
meski hatiku berkata “oh may God”. Lama kita saling diam, kemudian mengatakan
perkenalan singkat dengan tergagap. Aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Saat
aku melihatmu ada sesuatu yang diluar dugaanku. Kau seorang kakak dari seorang
adik yang aku taksir.
Bagaimana mungkin hatiku dipermainkan
oleh perasaan yang sulit aku terka. Kau begitu nyata di depanku. Sungguh begitu
nyata, benar-benar seperti malaikan yang diciptakan berjenis perempuan.
Malam semakin larut saja. Mataku tetap
saja seperti itu juga. Semakin nyalang. Senyumku terus mekar dengan sendirinya.
Padahal aku berusaha mengalihkan ingatan tentang kemu tentang yang lain. Aku
mengingat bagaimana pelajarang mengarang minggu lalu, materi apa yang harus aku
berikan minggu depan. Aku berpikir memberikan materi tentang editing tulisan,
tentang menciptakan konflik dalam cerita. Faktanya ingatan tentang jauh lebih
lemah dari ingatan tentang kamu. Aku lihat bintang di langit tinggi. Besok
mentari akan bersinar lagi. Aku berharap akan bertemu dirimu lagi.
ALIZAR TANJUNG I 02/06/15
