HARI JADI 72 TAHUN INDONESIA: INDONESIA PAGI HARI

(Ulang Tahun ke-72 Republik Indonesia dari Perspektif Blogger)

oleh ALIZAR TANJUNG



Akhir-akhir ini aku memikirkan Mimo. Apakah dia masih menjadi Mimo yang kemarin. Atau Mimo sudah tidak lagi menjadi Mimo yang kemarin. Mimo yang kemarin suka berlama-lama di atas kursi di kontrakan di pagi hari. Mimo pura-pura tidur nyenyak. Mimo pura-pura tidak melihat kedatanganku. Aku pikir begitu enaknya tidur Mimo. Oh ya, tentu kamu tahu tentang perihal Mimo. Mimo seekor kucing yang tersesat di kontrakan. Seekor kucing yang ditinggalkan induknya, sebab induknya harus di usir biar tidak terlalu banyak Mimo di Kontrakan. Mimo sekarang sudah menjadi seekor kucing dewasa. Pura-pura patuh kepada setiap orang yang Mimo kenal.


Mimo hidup di sebuah negara yang bernama Indonesia. Mimo masuk dalam potret videoku yang diupdate di instagram. Aku baru sadar Mimo masuk dalam kehidupanku. Minggu-minggu terakhir ini pikiranku bolak-balik seputar Mimo. Menggoda Mimo dengan menggitik di lehernya, cara menciptakan sedikit kebahagian di tengah-tengah negara Indonesia dalam diriku. 

"Sedang apakah Mimo detik ini juga?" Mungkin Mimo sedang menunggu kesempatan mencicipi ikan buatan istriku pagi. Barangkali Mimo juga sedang mendengarkan berita di televisi tentang Sabang atau Merauke, tentang titik-titik di antara keduanya. Membicarakan Indonesia, membuat aku ingin terus membicarakan Mimo. Mimo lahir sebagai Mimo. Dia tidak tahu apakah dia warga negara Indonesia atau bukan. Dia tidak tahu Sabang atau Merauke, atau antara keduanya. Tetapi manusia tahu Sabang dan Merauke.

Aku pikir merayakan Indonesia umur 72 tahun bakal sangat menakjubkan ketika aku curhat kepada Mimo. Mimo bakal aku ajak bicara berdua. Ya, barangkali Mimo harus aku ajak bicara serius tentang Indonesia. Mimo bakal aku ajak bercerita tentang wilayah timur Indonesia: Jalan-jalan panjang yang diputus bukit selama 72 tahun. Semprong menyala selama 72 tahun di meja-meja pelajar Papua tanpa pernah mengeluh. Bakal aku ceritakan pula Semprong yang terus menyala di bagian Barat Indonesia. Semprong yang menyala di jorong Garabak Data, Kecamatan Tigo Nagari. Semprong sudah lama menghuni pedalaman Aceh.

"Kau tahu Mimo sekarang Semprong mulai berganti dengan cahaya dari Tuhan. Kau tahu Mimo cahaya-cahaya itu masuk pedalaman timur. Bukit-bukit dihubungkan jalan-jalan lurus. Sepanjang jalan cahaya dari Tuhan terang benderang. Kau tahu Mimo-mimo anak-anak berteriak kegirangan. Hidung mereka tidak perlu lagi hitam karena terlalu lama berbahagia dengan asap semprong yang berbau itu. Mereka sudah belajar menonton televisi dan melihat seorang presiden berbicara dari hati." 

Ha ha ha. Bakal aku ceritakan kepada Mimo, hari-hari menjadi lebih terang. "Mimo sekarang anak-anak dari Timur menjadi tahu bahwa mereka Indonesia dari televisi dan bangku sekolah! Mimo kau enggak perlu khawatir lagi tentang mereka yang terbalik memasang bendera Indonesia. Sebab ada anak-anak dari Timur dan anak-anak dari pedalaman Kalimantan yang bakal membetulkan posisi bendera." Bakal aku katakan kepada Mimo selalu ada tempat untuk mencari keadilan di tengah hutan belantara. Selalu ada titik cahaya di tengah kegepalan.

Aku membayangkan Indonesia di Pagi Hari. Indonesia sudah berjalan sepanjang 72 tahun hari kelahiran. Dan aku bakal mengajak Mimo dalam membayangkan Indonesia Pagi Hari. Mengajak Mimo tertawa berdua, bersedih berdua. Mengajak Mimo menangis berdua, bahagia berdua. Mengajak Mimo membicarakan Indonesia dan membicarakan diri kita masing-masing. Mimo berhak tahu. Sebagaimana aku juga berhak tahu selalu ada tempat dalam tubuh Indonesia yang bernama cinta dan kasih.

Mimo kita adalah Indonesia di pagi hari. Pikiran kita masihlah segar, harum, baru. Kita selalu mempunyai kesempatan untuk terus tumbuh dan tumbuh. Saat kita tumbuh, aku membayangkan begitu banyak buah yang lahir dari tempat kita tumbuh. Kita tumbuh sebagai Indonesia. Maksudku Mimo, kita tumbuh dari pedalaman timur Indonesia, barat Indonesia, tengah Indonesia dengan keadilan yang sama. "Aku mencintai Indonesia, Mimo. Aku mencintai keadilan yang merata untuk Indonesia. Dan kamu bagian dari Indonesia itu, Mimo."  

INNA MUARA 25/08/2017

Note: Naskah ini juara I Flash Blogging, ulang tahun ke072 Republik Indonesia dari Perspektif Blogger, 25 Agustus 2017






1 Komentar

  1. Mimo aku juga ingin menceritakan perihal Indonesia padamu suatu hari kelak. :)

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama