4 TAHUN INDONESIA KREATIF: ORANG-ORANG BAHAGIA

Oleh Alizar Tanjung

Bisnis Kreatif, Orang Kreatif Indonesiaku.


"La la la. La la la. La la la."

"Bahagia benar Tuan Pengarang. Apa gerangan yang membuat Tuan Pengarang sebahagia itu. Angin surga dari manakah yang datang, Tuan. Aku hidangkan teh buat Tuan, silahkan dinikmati. Teh Asli buatan Indonesia. Orang-orang Indonesia asli yang menanamnya. Aku pesan lewat Bukalapak. Cepat benar sampainya Tuan. Ada juga kopi Gayo, Aceh, aku pesan lewat Lazada, kopi kesukaan Tuan. Sudah sampai dari dua hari yang lalu. Ada pula Kopi Luwak yang aku pesan via Gojek, bagus betul pelayanan. Baru aku pesan lima belas menit yang lewat, sekarang juga bisa aku hidangkan Tuan."

"Tahu betul kau rupanya, Isa. Aku bernyanyi ria bahagia dengan Indonesia hari ini. Maksudku 4 tahun ini Isa. Kau sebutkan satu-persatu teh dan kopi kesukaanku. Bahagia betul engkau menyebutkan kepada Isa. Baru beberapa tahun belakangan aku lihat kau juga menikmati kebahagiaan Isa."

"Ah, Tuan yang bahagia, sekarang aku yang ketangkap basah sedang bahagia pula. Aku bahagia Tuan. orang-orang baru berlahiran di negara kita tercinta. Dahulu orang-orang baru juga berlahiran, Tuan. Besok juga berlahiran. Sekarang orang-orang baru mendapatkan cara negara yang baru."

"Tinggi benar bahasamu Isa."

"Enggak Tuan. Aku bahagia karena banyak berlahiran usaha-usaha kreatif."

"Maksudmu bisnis kreatif, Isa!"

"Yaps Tuan. Indonesia hari ini Indonesia yang terus melahirkan orang-orang kreatif dengan bisnis kreatif.  Memesan apa pun sekarang serba mudah. Aku sering memesan sesuatu buat keperluan Tuan Pengarang di Bukalapak, Lazada, Tokopedia, Bli-bli, Shopee. Pelayanannya bagus, cepat, mudah menyenangkan. Tidak bakal mungkin hal demikian bakal berlahiran kalau Indonesia hari ini."

"Itulah yang membuat aku bahagia di antaranya Isa. Bisnis kreatif berkembang pesan. Orang-orang kreatif juga berkembang pesat. Bisnis kreatif yang berkembangan pesat membuat orang-orang bahagia. Hidup yang suli jadi mudah. Orang-orang yang tadinya berada digaris kemiskinan sekarang mendadak jadi pengusaha di tanah air tercinta. Mereka berjualan di StarUp."

"StarUp! Apa itu Tuan."

"Pebisnis online."

"Jangan buku mulutmu, nantik masuk nyamuk Isa."

"Maaf  Tuan. Enggak sengaja. Aku ingin mendengarkan lagi Tuan Pengarang. Mumpung Tuan pengarang lagi sedang bahagia. Puncak bahagia."

"Berlahiran StarUp, bertumbuhnya ekonomi. Ekonomi membaik negara membaik. Negara membaik rakyat membaik. Rakyat bahagia itu membuat aku berada di puncak bahagia seperti katamu, Isa. Memang sudah tugas negara membuat rakyat bahagia. Ah, Isa aku minum tehnya."

"Isa!"

"Ya Tuan."

"Sekarang kalau kita ke mana-mana juga serba mudah. Ada transportasi online yang bakal mengantarkan. Dahulu pernah ditutup sementara. Kemudian presiden bersama jajaran mengambil kebijakan untuk memberikan izin dan membuatkan regulasi. Ha ha ha. Sekarang kalau kamu pergi kentut saja bisa pakao Gojek, Uber."

"Aku jadi lapar, Tuan."

"Kamu ini. Baru ngobrol sedikit langsung semacam orang kelaparan. Pesan makananan via Gojek."

"Tuan baik sekali."

"Kamu kalau ada maunya begitu ya. Baik aku lanjutkan Isa. Kalau kamu kebelet pecel lele, pecel ayam, sarabi bandung, dendeng batokok, randang, nasi padang, makanan madura, kamu tinggal pesan via gojek, Uber. Bagaimana mungkin kita tidak begitu bahagia kalau negara saja membuat kita tersenyum-senyum sendiri di rumah."


Langit dan Bumi Sepanjang Sabang-Merauku



"Aku minum teh ini Isa."

"Silahkan Tuan."

"Aku lanjutkan ceritaku."

"Aku dengarkan Tuan."

"Kadang aku ingin menangis Isa. Menangis bahagia. Aku dahulu membayangkan timur itu bakal terputus jalur daratnya berpuluh tahun lagi. Atau sama sekali tidak pernah terhubung selama Indonesia masih ada. Rupanya aku salah. Aku keliru. Aku menangis bahagia melihat timur dihubungkan jalur-jalur darat yang membentang ratusan kilomoter Isa."

"Jangan bersedih Tuan. Aku ikut meneteskan air mata."

"Sekarang aku bahagia melihat orang-orang bahagia dari timur lebih mudah kalau dari kabupaten ke kabupaten. Enggak mesti lagi sekedar menjualan ayam ke pasar harus naik helikopter, pesawat kecil. Dahulu kalau orang-orang pergi belanja ke pasar kabupaten, sebab jalan tidak ada. Terpaksa lewat udara. Lucunya Isa."

"Lucunya kenapa Tuan."

"Masa hanya buat belur ayam harus naik pesawat dulu. Terus ongkosnya mahal lagi. Ha ha ha benar-benar Indonesia yang berbeda. Semen bisa harga ratusan ribu satu sak semen. Sekarang harga semen normal di daerah timur. Minyak harganya menjadi puluh ribu sebelum empat tahun ini. Sekarang harga minyak stabil. Ekonomi rakyat membaik. Senyuman rakyat membaik. Harga pangan stabil. Bagaimana mungkin aku tidak menangis bahagia melihat rakyat bahagia. Aku tidak bisa membayangkan kalau kesulitan hidup terus berlanjut. Seolah kita hidup bukan di Indonesia yang kata dunia negeri paling subur."

"Masih banyak lagi Isa. Waktu yang tidak mencukupi. Aku tutup ya Isa. Oh ya ada sedikit lagi cerita terakhir kita. Silahkan saja dibaca yang dibawa ini."


Mari Kita Tersenyum Bersama


"Oh ya kamu mau tahu apa yang bikin aku bahagia makin bin bahagia lagi Isa?"

"Tuan yang tentunya lebih tahu dari aku."

"Kamu lihat saja ilustrasiku ini Isa. Ada senyuman yang begitu Khas di wajah Cak kardi. Wajah yang tenang bagaikan gabungan kepulauan-kepulauan Indonesia, Isa. Senyuman itu lo, senyuman yang bakal buat kamu bertanya-tnya apa rahasianya sehingga sebahagia itu."

"Ha ha ha. Ada-ada saja Tuan ini. Pandai betul Tuan membuat gendutku berguncang-guncang karena menahan tawa. Senyuman ini senyuman bahagia melihat Indonesia bahagia. Senyuman yang mewakili senyum Presiden kita, Ir. Djoko Widodo." []Padang, 30 November 

2018 #DongengRecehCakKardiPDG
#FlashBloggingPadang












Lebih baru Lebih lama